Sabtu, 17 Mei 2014

Masih

Sabtu, 17 Mei 2014
11:39 p.m

I'm still lost
.
.
.
.
.
gue masih bingung sama diri gue sendiri. I'm still looking the true of me. kasarnya sih begini, gue masih belum nemuin jati diri gue yang sebarnya. pernah suatu saat dimana gue harus bertarung mati-matian ngelawan biru, gue dipaksa untuk introspeksi diri, evaluasi diri, dan bahkan berubah. berhasil. gue berubah menjadi sedikit lebih baik walaupun gak bisa dibilang berubah total. gue berubah dari yang selalu keliahatan letoy dimanapun-kapanpun jadi 'oh-well-whatever-you-do-I-really-don't-give-a-fuck'. ya semacam itulah, gak peduli apa yang orang lain pikirin, sampai pada titik someone told me 'oh dear, I'm your biggest fan. and I love your rebel style.' gue bahagia pada saat itu. seengaknya gue merasa beda dari cewek kebanyakan. dan seenggaknya pada saat itu gue ngerasa udah nemuin jati diri gue.

sampai pada saatnya gue harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dipaksa masuk dalam dunia baru, lingkungan baru, teman-teman baru, semuanya serba baru. satu kata, SERU. kenalan dengan manusia yang bentuk wajahnya macem-macem, logat bicarannya lucu-lucu, sifatnya bervariasi, dengan latar belakang yang nyaris beda-beda semuanya. baru kali ini terjun langsung menghadapi orang-orang yang gak pernah dibayangin sebelumnya, ditambah kampus gue maksa mahasiswa tahun pertamanya tinggal di asrama yang fasilitasnya super menyedihkan. pengalaman yang luar biasa bukan kepalang. oke itu hiperbola. semua yang disebutin di atas, jelas maksa gue buat berubah. gak bisa dong kalo gue harus mempertahankan sifat rabel, asal ngomong bahasa kasar sana sini, ngumbar jari tengah dimana-mana sedangkan gue aja sedang dalam masa-masa krusial pencarian teman atau bahkan keluarga baru di tempat asing yang mayoritas warga disini dari daerah dan agamis? gila kali lo. secara otomatis gue berubah lagi.

berubah untuk lebih ramah ke sesama pencari ilmu di sini
berubah untuk lebih menghormati dan menghargai perbedaan
berubah untuk lebih menerapkan rasa toleransi kepada orang
berubah untuk lebih bersyukur atas apa yang Tuhan berikan
ya walaupun masih dalam takaran yang sedikit, setidaknya gue belajar dan berubah.

ya kan, berubah lagi?
sampai sekarang gue bingung. istilahnya sih masih belum bisa ngegambar garis lurus. masih terombang-ambing. dan sekarang kembali mencari jati diri yang sebenarnya untuk kesekian kalinya. muak sih iya, tapi mau gimana lagi.

kadang-kadang gue ngerasa jadi keledai banget, di usia jalan 19 dan sampai detik ini pun gak bisa bikin essay tentang diri gue sendiri, atau jawab pertanyaan yang kadang suka gue ajuin ke diri sendiri.

kenapa lo masih suka influenced by someone?
kenapa lo jadi mirip sama dia?
kenapa tulisan lo suka berubah-ubah?
kenapa lo suka musik ini?
kenapa lo suka musik itu?
kenapa lo selalu ngebandingin diri lo sama mereka?
kenapa lo gak bisa nikmatin hidup dengan apa yang lo punya?
kenapa lo gak bisa produktif dalam hal apapun?
kenapa..?
kenapa..?

ya Tuhan so much why questions spinning in my head. and the most difficult question is 'sebebernya prinsip hidup lo itu apa?' sampai sekarang mereka ngeraung-raung minta untuk gue jawab. to be frank, those questions make me feel so dumb. ngerasa benci diri sendiri saat sadar banyak banget kekurangan yang gue punya. so much imperfections. sedih, marah, kecewa semuanya blended as one. sampai akhirnya gue nemuin sedikit klu kenapa bisa kejadian sampah macam ini...
because I forgot to love
my-
.
.
.
self