Kamis, 25 September 2014
07:52 p.m
Cangkir coklat panas setengah penuh
Bau vanila menyeruak hidung
Aku bertemu seorang gadis
Rambut ikal bagai semak
Mata sayu penuh lara
Senyum palsu dengan paksa
Tangan kurus topang dagu lancipnya
Helaan nafas putus asa
Dia ucapkan hai untuk sapaku
Aku bertemu seorang gadis
Dua puluh menit cukup untuk mengungkap
Dia bercerita
Aku menyimak
Ah.. luka lama, bukan begitu?
Dia sampaikan padaku
Bahwa dia tidak cukup menyenangkan untuk
sekitar
Ini menggelitikku, sungguh
Menyesatkanku dalam labirin pertanyaan
Aku bertemu seorang gadis
Nyatanya yang aku lihat berbeda
Putihnya kelopak tulip tak bisa samai
sederhanamu
Coklatnya madu tak bisa dekati warna matamu
Birunya laut tak bisa lambangkan sedihmu
Aku bertemu seorang gadis
Tak bisakah dia mengintip cermin?
Tak adakah satu orangpun yang membantunya?
Atau memberitahunya?
Bahwa dia dibutakan kabut pedih
Sampai tak dapat melihat
Ada cahaya matahari yang bersinar
Menyeruak keluar dari lukanya
Akhirnya aku bertemu seorang gadis
Akhirnya aku melihatnya sebagai seorang gadis
Hai, bangunlah, sayang
Hiraukan hujan bulan November diluar jendela
Aku rindu musim semi
Aku ingin musim semi
Dengan cahaya matahari darimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar