Minggu, 03 Maret 2013

who you are, really?

who you are, really?

you are not a name
or a weight, or a height
or a gender
you are not an age
and you are not where 
you are from

you are your favorite books
and the songs stuck in your head
you are your thoughts
and what you eat for breakfast
on saturday morning

you are a thousand things
but everyone chooses
to see the million things
you are not

you are not
where you are from
you are
where you're going
and I'd like
to go  there too.


Kamis, 28 Februari 2013

Untuk Apa? Untuk Siapa?

Untuk apa berbicara seperti itu saat kau tak pahami betul tujuanmu berbicara?
Untuk siapa semua itu? Untuk sekedar menebus dosa kecil yang mengganjal atau memang datang dari dasar palung hati tersuci?


Untuk apa?
Untuk siapa?


Aku tak peduli lagi, semua hanya sekedar omong kosong.

Rabu, 27 Februari 2013

Mr. Faith

Ku penuhi seisi ruangan dengan lantunan kata terimakasih yang menggantung di udara. Tak akan ku biarkan mereka menguap. Tak akan ku biarkan mereka menggantung tanpa arti. Aku hanya ingin kau pahami bahwa sesungguhnya aku merasa sangat di berkati, dan sewajarnya kata tersebut ku lantunkan di sepanjang hidupku, kepadamu.

Terimakasih.
Terimakasih karena memberiku segudang pengalaman.
Terimakasih karena memberiku kesempatan untuk bercermin dan berkubang dari segala kenistaan yang pernah ku perbuat.
Terimakasih karena menguatkan dan mendewasakan pada saat yang bersamaan.
Terimakasih karena membuka jalan kebenaran, dan meluruskan yang telah lama membelok.
Terimakasih karena mengajarkan bahwa semua akan bisa karena terbiasa. 
Terimakasih karena menyadarkan bahwa untuk terbiasa tak harus memaksakan.
Terimakasih karena mempersilahkan waktu menyembuhkan luka yang sekali lagi yang disembuhkan tanpa harus ada paksaan.


Aku belajar, bahwa sesungguhnya untuk beradaptasi di kala kabut hitam menerjang bukanlah dengan memaksakan, melainkan mengiklhaskan. Terimakasih, untuk engkau yang walaupun kita tak pernah bertatap muka sekalipun tetapi tetap setia untukku menuntun ke jalan yang lebih baik. Terimakasih untuk engkau yang tak berwujud tetapi nyata, terimakasih, Mr. Faith.

Selasa, 19 Februari 2013

Sudikah?

"...sandungan pun berubah menjadi tempaan yang bertubi-tubi, sadarkah?"

"Aku paham betul, sadar betul."

"Wajarkah bila disini terasa perih akibat terlena drama kecil ini?"

"Dalam porsi yang betul, aku dapat katakan itu wajar."

"Apabila ku rasa bodoh karena terjerat jalinan kata manis yang hanya akan menguap keesokannya, wajarkah?"

"Sudah ku bilang, wajar bila dalam porsi yang sesuai."

"Ku rasa ini porsi yang sesuai, aku hanya memastikan."

"Yakinkah? Apa aku dapat percaya bahwa itu bukalah sebuah bualan yang muncul ke permukaan?"

"Kau paham diriku, tak perlu lagi ku jawab basa-basimu."

"Kali ini biarkan pertanyaanku menanggapi rasa penasaranmu, sudikah menjawabnya?"

"Kupersilakan, dengan senang hati akan kuberikan jawaban manis yang jujur."

"Sadarkah seberapa banyak tempaan akhir-akhir ini yang kau terima?"

"Aku sibuk tertawa, tak sempat menghitungnya."

"Sadarkah beberapa kali kau terlalu dekat dengan api yang mereka buat?"

"Ya."

"Sadarkah kau dapat menguasai api itu?"

"Aku punya sejarah buruk dengan api, aku mudah terbakar."

"Tapi sadarkah kau telah menguasainya hanya dengan menghela nafas dan memejamkan mata?"

"..."

"Mungkin kau linglung, atau kehilangan ingatan. Tapi, pernahkah kau sempat teringat bagaimana dirimu dahulu saat berdekatan dengan api?"

"Tanpa hitungan detik, tanpa menunggu, pada saat itu juga aku terbakar."

"Tapi sekarang kau tidak seperti itu."

"Bualan indah keluar dari kerongkonganmu."

"Sudikah kau mau mendengarkan risetku tentang dirimu?"

"Lanjutkan, sobat."

"Kau mulai belajar dan memahami dirimu sendiri, sadar tak sadar tempaan yang kau dapatkan secara ajaib membuat dirimu dapat mengendalikan bagian dirimu yang mudah terbakar. Membuat bagian itu jauh tak terjamah api. Kau mulai dapat mengendalikan dirimu, walaupun kau berada sangat dekat dengan api."

"Apakah itu suatu kebenaran?"

"Sudah berapa banyak api-api yang mereka tebarkan disekelilingmu? Dan sudah berapa banyak kau terbakar karena api-api yang mereka sebar?"

"Aku tetap merasa terbakar saat mereka menebarkan api-api sialan itu."

"Kau mungkin terbakar, ya, hanya terbakar kecil. Selebihnya, kau dapat tetap terlihat dingin dihadapan para penebar api."

"Aku tidak akan menyerah dan membiarkan diriku terbakar jika itu membuat mereka si penebar api tersenyum. Aku tidak akan merendahkan diriku."

"Sudikah berterimakasih kepada tempaan-tempaan yang sudah kau terima selama ini? Mereka telah mengajarkanmu sesuatu hal penting, Heart!"

"Sampaikan salamku untuk mereka, terimakasih banyak untuk pelajaran berharganya. Terimakasih untukmu juga, Brain."







Kamis, 10 Januari 2013

Blam! Hilang sudah...

Sejujurnya hal yang terbaik adalah menuangkan sesegera mungkin ide-ide yang sedang meluap-luap di kepalamu pada saat itu juga, dan jangan pernah menundanya. Karena saat kau menundanya, ide itu akan menguap begitu saja dan blam! hilang sudah ide hebat yang baru beberapa detik lalu hinggap di kepalamu!

gondok, karena aku baru saja mengalaminya.

Bersyukurlah, Ifqi

sandungan kecil mungkin bukan masalah yang tidak akan merontokkan segenggam rambut yang ada di kepalamu. sungguh, sandungan kecil bukan berarti apa-apa jika kau perlu tahu. sandungan itu adalah peringatan Tuhan kepadamu untuk kembali ke rel yang benar, yang seharusnya dilewati. sadar atau tidak, saat kau berada terlalu lama di dalam comfort zone yang kau punya, atau selalu dimanjakan oleh sesuatu yang menyenangkan yang membuatmu nyaman bahkan terlena, wah kau perlu tau bahwa hidupmu mulai bermasalah. sekali lagi aku harus mengatakan ini, kau perlu mencemaskan hidupmu, kau perlu tahu bahwa hidupmu terlalu datar dan tanpa gejolak. sungguh, mulailah khawatir jika hidupmu berubah setenang air di dalam kendi. sungguh, kurasa hidupmu sedang tidur.

hidup yang tanpa masalah bukan berarti baik, karena sesungguhnya jika hidupmu tanpa masalah itu berarti hidupmulah yang bermasalah. sudah sadar kah? oke, sekarang sudah bangun kah? harusnya kau sudah bangun karena Tuhan sudah membangunkanmu dengan memberikan sandungan-sandungan kecil untuk mengingatkanmu siapa dirimu yang sesungguhnya. oh tidak! jangan mengeluh atau menyalahkan Tuhan karena sandungan kecil ini, beraninya kamu! bersyukurah bahwa Tuhan masih menyayangimu dengan memberikan perhatian seperti ini, itu berarti kau tidak pernah luput dari pandangannya. berterimakasihlah dan bersyukurlah karena sandungan-sandungan tersebut akan memberimu kekuatan, pemahaman, pelajaran, kenangan yang akan membentuk dirimu menjadi yang lebih baik lagi. bersyukurlah dan selalu panjatan doa di setiap ibadahmu Ifqi Khairunnisa, karena bersyukur itu seperti hujan, yang akan mendamaikanmu, membuatmu seperti di siram rasa dingin yang menyenangkan. bersyukurlah, Ifqi...

Bersombonglah, walaupun hanya sedikit


dorongan yang sangat kuat untuk menulis datang tiba-tiba di suatu malam. bukan karena ingin meramaikan blog yang sepi dan usang ini, tetapi hanya sekedar menyuarakan pendapat dan kekaguman kepada seseorang nun jauh di sana, orang itu berada di Korea Selatan.

entah bagaimana bisa sebuah penggalan-penggalan kisah, pengalaman, dan pemikiran-pemikiran dari seorang Kwon Jiyong yang ia beberkan kepada media melalui intreview-interview yang pernah dilakukannya dapat sangat berpengaruh bagi hidupku. yap, sangat berpengaruh dalam perubahan cara berpikirku. bukan bermaksud berlebihan atau apa, tapi jika boleh jujur, hanya dengan membaca interview-nya saja aku seperti mendapatkan sebuah kekuatan baru -entah apa itu, dalam menghadapi dan menyikapi hidup dengan pandangan-pandangan baru.

kau tahu? aku masih tidak mengerti bagaimana bisa dengan penampilan 'gila'-nya dia dapat memberikan jawaban-jawaban berbotot di setiap  pertanyaan yang ia terima. 

dia, Kwon Jiyong, memberikanku semangat pada saat aku jatuh, memberikan aku pandangan tentang kekuatan dalam setiap menghadapi cobaan, mengajarkan aku untuk menjadi diri sendiri dan menemukan jati diri. kau tahu apa? dia sangat menginspirasi, sekaligus meremehkanku dengan cara membuatku merasa seperti anak bau kencur yang tidak mengenal dunia dan selalu merengek saat tersandung oleh batu kerikil.

kau tahu? dia dapat memberikan kekuatan aneh kepadaku untuk selalu semangat dalam menjalani hidup dan tidak memedulikan opini-opini dan pandangan orang lain tentang diriku, bahkan hanya dengan membaca ini, "Jika saya perduli dengan apa yang orang-orang pikirkan mengenai saya maka saya akan seperti berjalan di atas kulit telur, saya tidak dapat melakukan apa pun. Kata-kata baik maupun butuk, ini hanyalah pendapat mereka. Saya akan terus melakukan yang terbaik sehingga saya rasa mereka akan menerima saya suatu hari nanti."

hebat bukan? tentu, dan dia mutlak pantas mendapatkan pujian!

aku mengalami krisis kepercayaan diri, hingga saat ini. tapi aku akan berusaha sesuai dengan apa yang ia bilang, why so seriuos? buat apa peduli dengan pendapat orang lain? toh ini hidupku. yap, aku sedang mencobanya, aku sedang mencoba untuk ingin menjadi bebas, gila, dan tanpa kekangan seperti dirinya.

menurutku, di bukan hanya sekedar idola, artis yang mempunya segudang talenta, atau orang gila dengan dandanan yang eksentrik, dia jauh lebih dari sekedar itu, G-Dragon adalah bukti nyata seseorang yang sukses dalam umur yang sangat muda dengan segala pemikiran-pemikiran yang menakjubkan serta menginspirasi.

berbanggalah Jiyong,  kau pantas untuk bersombong, walaupun hanya sedikit.