Senin, 27 September 2021

Di Ruangan

 

Sebelumnya tidak pernah ada yang bilang kalau di ruangan itu ada raga yang sudah tidak bernyawa.
"Masih ada seseorang", batinnya. "Masih bernyawa", gumamnya.
Raga itu masih mampu tersenyum balik saat ia tersenyum 
dan mampu menjawab semua pertanyaan yang ia layangkan.
Ia pikir semuanya baik-baik saja karena tidak pernah ia temui badai atau petir yang dahsyat, 
bahkan terlalu damai untuk sekedar gerimis.
Tapi damainya melampaui batas hingga yang tersisa hanya kehampaan di setiap sudut ruangan.
Raga itu hidup, tapi tidak ada nyawanya. 
Raga itu hanya hidup karena ia masih berusaha menghidupkannya.
Sampai akhirnya ia sadar, bahwa raga itu makin padam.
Bahkan ia pun mulai padam bersamaan raga di sampingnya.
Ia menyerah untuk hidup dan menghidupkan raga itu.
Dan saat itulah, ia terbangun,
bahwa selama ini ia hanya sendiri di ruangan besar itu.

Minggu, 26 September 2021

Selamat Jalan Tuan Tak Bernyawa

Kira-kira satu tahun, atau mungkin lebih
Di dalam sana rasanya kosong
Ada sarang laba-labanya
Apapun itu, gak berasa
Kebas

Bisa sih ketawa, tapi rasanya hampa
Kalau sedih ataupun kecewa bukan lagi menangis
Tapi ambil waktu lima menit untuk istirahat
Lalu lari lagi
Tapi gak tau apa yang dikejar

Padahal waktu itu aku punya dia
Padahal bisa saja aku tumpah cerita dan bersandar ke dia
Tapi sayangnya dia lah sumber kekosongan
Dia sudah tidak punya nyawa
Dia sudah menyerah
Lalu aku seperti dilempar batu tepat di kepala
Dan akhirnya sadar
Bahwa inilah saatunya aku juga mati dan menyerah

Selamat jalan, teman tujuh tahunku
Terima kasih sudah tumbuh bersama
Walaupun garis akhirnya berbeda