Senin, 27 September 2021

Di Ruangan

 

Sebelumnya tidak pernah ada yang bilang kalau di ruangan itu ada raga yang sudah tidak bernyawa.
"Masih ada seseorang", batinnya. "Masih bernyawa", gumamnya.
Raga itu masih mampu tersenyum balik saat ia tersenyum 
dan mampu menjawab semua pertanyaan yang ia layangkan.
Ia pikir semuanya baik-baik saja karena tidak pernah ia temui badai atau petir yang dahsyat, 
bahkan terlalu damai untuk sekedar gerimis.
Tapi damainya melampaui batas hingga yang tersisa hanya kehampaan di setiap sudut ruangan.
Raga itu hidup, tapi tidak ada nyawanya. 
Raga itu hanya hidup karena ia masih berusaha menghidupkannya.
Sampai akhirnya ia sadar, bahwa raga itu makin padam.
Bahkan ia pun mulai padam bersamaan raga di sampingnya.
Ia menyerah untuk hidup dan menghidupkan raga itu.
Dan saat itulah, ia terbangun,
bahwa selama ini ia hanya sendiri di ruangan besar itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar